Senin, 31 Desember 2012

Perencanaan Angkutan Umum Massal


PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM MASSAL
BERBASIS BUS
DI KOTA MAKASSAR
Di Susun Oleh
SAKTRIA WIRAWAN















BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Perkembangan kota-kota di indonesia dewasa ini yang terus meningkat dan membawa persoalan tersendiri dalam pelaksaanaan penataannya dalam jangka waktu yang panjang dan sangat membutuhkan penanganan dan persiapan penanganannya untuk menimalisir dampak-dampak negatif perkembangan kota yang sangat pesat saat ini. Perkembangan kota ini sangat dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk baik secara alamiah maupun karena faktor migrasi penduduk serta peningkatan pergerakan ekonomi didalam suatu kota.
Perkembangan kota-kota di indonesia yang sangat pesat dewasa ini merupakan salah satu efek dari perkembangan perekonomian dan pertambahan  jumlah penduduk dalam satu perkotaan baik itu karena faktor alamiah maupun karena adanya faktor urbanisasi. Berkembangnya sebuah kota dengan cepat ditambah dengan pertambahan jumlah penduduk haruslah di topang atau didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana transportasi karena ketersediaan sarana dan prasarana transportasi ini menjadi faktor yang sangat dibutuhkan bagi setiap gerak masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
Transportasi adalah salah satu sarana dan prasarana dasar kota  yang takkala penting dan harus tersedia dalam suatu perkotaan baik itu dalam segi ketersediaannya dan pelayanannya maupun dari segi peningkatan kualitas pelayanannya, pentingnya transportasi ini karena sistem transportasi ini  berfungsi sebagai pelayananan pergerakan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya serta sebagai sebuah rangsangan ataupun katalisator bagi perkembangan kota itu sendiri, karena sistem transportasilah yang menghubungkan antar daerah yang satu dengan daerah lainnya sehingga terjadilah interaksi ekonomi,sosial,budaya,politik antar beberapa daerah dan berujung pada perkembangan suatu kota.
Transportasi perkotaan mempunyai tujuan yang luas, yaitu membentuk suatu kota dimana kota akan hidup dan berkembang jika sistem transportasi berjalan baik. Selain itu transportasi juga mempunyai tujuan untuk menyebarluaskan dan meningkatkan kemudahan pelayanan, memperluas kesempatan perkembangan kota, serta meningkatkan daya guna penggunaan sumber-sumber yang ada pada suatu perkotaan.
Permasalahan dalam sistem transportasi yang hampir terjadi di seluruh kota-kota besar indonesia. Ketidakseimbangan permintaan pergerakan yang semakin hari semakin tinggi dengan tingkat pelayananan menjadi hal yang mendasari persoalan transportasi perkotaan, peningkatan permintaan transportasi merupakan efek dari perkembangan jumlah penduduk perkotaan haruslah mendapat perhatian dalam bentuk penyediaan sistem transportasi yang baik dan terjangkau.
Peningkatan permintaan transportasi yang tidak diakomodir dengan baik akan memberikan efek negative bagi perkembangan kota itu sendiri, tingginya penggunaan kendaraan pribadi atau peningkatan penggunaan kendaraan pribadi merupakan persoalan transportasi yang paling nampak diperkotaan sehingga kepadatan volume laulintas menjadi sangat tinggi di ruas-ruas jalan dan menyebabkan kesemrautan lalulintas, kemacetan lalulintas, polusi udara, kebisingan. Hal ini pun diperparah dengan tidak tersedianya sistem angkutan umum yang baik,nyaman dan terjangkau.
Kota Makassar merupakan salah satu kota besar di indonesia yang terus mengalami perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun, perkembangan yang di picu makin meningkatnya jumlah penduduk dikota Makassar, posisi Kota Makassar sebagai sentra perkembangan ekonomi di kawasan timur di indonesia dan sebagai Kota pusat pendidikan untuk kawasan timur indonesia menjadi faktor penarik bagi proses urbanisasi penduduk yang tentunya berefek pada peningkatan jumlah penduduk dan tentunya berdampak pada perkembangan penigkatan permintaan transportasi di kota makassar.
Seperti halnya dengan kota pada umumnya dimana  terdapat kesenjangan antara tingginya permintaan akan transportasi dengan ketersediaan lahan sarana dan prasarana transportasi, hal ini pun terjadi di kota Makassar yang tentunya harus mendapat perhatian dan penanganan yang serius untuk mencegah dampak negatif berupa kesemrautan transportasi kota, kemacetan lalulintas, polusi.
 Dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat cenderung menggunakan kendaraan pribadi sebagai moda transportasi yang favorit untuk mengakomodir pergerakannya, tingginya penggunaan kendaraan pribadi ini juga tidak dapat dilepaskan karena tidak tersedianya sistem angkutan umum massal di kota Makasar, angkutan umum yang beroprasi pada kota ini masih bertumpu pada penggunaan angkutan umum penumpang non bus yang untuk saat ini tidak efesien dan sesuai lagi dengan perkembangan kota Makassar, karena itu peningkatan pergerakan transportasi yang cukup besar ini haruslah belum diakamodir dengan baik dengan penyediaan sistem angkutan umum massal berbasis bus. Dengan melihat kondisi seperti yang diurai ditas maka sangat diperlukan sebuah studi yang membahas tentang perencanaan pengembangan sistem transportasi angkutan umum massal sebagai salah satu solusi bagi persoalan transportasi di kota Makassar. Karena peningkatan permintaan transportasi ini tentunya akan menjadi ancaman tersendiri kedepannya bagi kota Makassar ketika hal ini tidak segera diatasi dengan penyediaan sistem transportasi angkutan umum massal berbasis bus yang baik,nyaman dan terjangkau bagi masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalaha pada pembahasan kali ini adalah : Bagaimana bentuk perencanaan pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis bus di kota Makassar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Perencanaan Sistem Angkutan Umum Massal
Angkutan umum adalah angkutan penumpang dengan menggunakan kendaraan umum dan dilaksanakan dengan sistem sewa atau bayar, dalam penggunaan angkutan umum, biaya angkutan menjadi tanggungan bersama sehingga sistem angkutan umum menjadi efesien karena biaya angkutan menjadi lebih murah, selain itu penggunaan jalan pun relative lebih efesien dalam m²/penumpang,(warpani,1970).
Penggunaan kendaraan pribadi yang terus meningkat menjadi hal yang hampir dialami oleh seluruh kota di indonesia karena itu perencanaan pengembangan sistem angkutan umum massal baik itu dalam bentuk penyediaan maupun dalam bentuk perbaikan pelayanannya harus segera dilaksanakan agar kiranya mampu menjadi solusi untuk menekan laju peningkatan penggunaan kendaraan pribadi di perkotaan.
Permasalahan transportasi perkotaan baik itu dari segi keterbatasan prasana trasnportasi, kepadatan lalulintas, kemacetan dan tingkat polusi yang tinggi akan dapat diminimalisir dengan penggunaan angktuan umum massal. Melihat peningkatan permintaan transportasi yang cukup besar maka prioritas sudah harus diberikan sistem angkutan umum massal tentunya dengan pelayanan yang baik, tarif yang terjangkau serta mencakup semua daerah perkotaan sehingga menarik untuk digunakan.
Pengembangan angkutan umum massal memang memerlukan biaya investasi yang mahal karena itu butuh keberanian bagi pemerintah untuk melakukan gebrakan berani dengan memamfaatkan segenap potensi sumber daya daerah dalam mewujudkan sistem angkutan umum massal, dampak fositif pengembangan sistem angkutan umum massal ini memang tidak begitu terasa dalam waktu yang singkat namum dalam waktu yang panjang hal ini dapat dirasakan karena dengan penyediaan sistem angkutan umum massal ini dapat melancarkan pergerakan masyarakat dan tentunya berefek pada perkembangan potensi perkotaan, mengingat tingginya bentuk investasi awal yang mahal dan berbagai konsekuensi lainya maka pengembangan sistem angkutan umum massal ini haruslah direncanakan dengan sebaik mungkin dan dilakukan secara bertahap dengan menentukan skala prioritas yang akan dilayani. ruas-ruas jalan utama atau protokol yang memiliki tingkat kepadatan arus yang tinggi dan wilayah dengan tingkat kepadatan yang tinggi bisa menjadi prioritas utama dan tentunya setelah melewati kajian tentang segenap potensi dan subsistem transportasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi pergerakan dan permintaan transportasi.
B.    Evolusi Angkutan Umum Perkotaan
Persentase pengguna angkutan umum perkotaan di indonesia saat ini terus mengalami penurunan persentase dengan rata-rata sebesar 1 % pertahun,(MTI,2005). Kepemilikan kendaraan pribadi baik itu sepeda motor maupun mobil yang terus meningkat karena kemudahan yang dinikmati penggunanya maupun karena persoalan status sosial serta kemudahan untuk mendapatkan kendaraan dengan cara mengkredit menjadi hal yang memberikan konstribusi yang besar dalam penurunan penggunaan angkutan umum perkotaan, penurunan penggunaan angkutan umum ini juga disebabkan oleh tingkat kenyamanan dan keamanan yang rendah, tarif yang masih cukup mahal serta pelayanan yang tidak mencakup seluruh daerah perkotaan.
Pengembangan angkutan umum massal adalah satu bentuk kebijakan yang dapat mendukung tercapainya kota yang berkesinambungan baik itu dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pengembangan sistem angkutan umum massal diyakini dapat memberikan konstribusi terhadap rendahnya biaya transportasi penduduk yang harus dikeluarkan dalam melakukan kegiatan kesehariaanya sebagai wujud dari usaha pemenuhan kebutuhan hidup.
Dalam sejarah perkembangan kota, kota-kota di indonesia mengalami kemajuan sistem angkutan umum meskipun saat ini penggunaanya menjadi menurun dan baru mulai di bangkitan kembali. Secara umum kota dapat dibagi berdasarkan jenis angkutannya berupa angkutan individu dan angkutan massal, memiliki ciri operasi angkutan umum:
Ø  Kota Kecil: Angkutan umum terdiri dari Angkutan Kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek.
Ø  Kota Menengah: Angkutan umum, terdiri dari Bus Besar, Bus Sedang,
Angkutan kota (Angkot) dan bus sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek
Ø  Kota Besar: Angkutan Massal, terdiri dari Sistem Transit, Bus Besar, Bus Sedang, Angkutan kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek
Ø  Kota Metropolitan: Angkutan Massal, terdiri dari Mass Rapid Transit (MRT), Bus Besar, Bus Sedang, Angkutan Kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek.
Proses evolusi angkutan umum dimulai dari pelayanan tradisional berbasis paratransit, yang saat ini masih menjadi tulang punggung transportasi perkotaan di kota-kota menengah dan kecil di Indonesia. Dengan tumbuhnya permintaan perjalanan menjadi mayoritas bagi pengguna transportasi, terbentuk angkutan massal berbasis jalan dengan tingkat pelayanan kecepatan rendah dan kenyamanan rendah.
Reformasi transportasi dengan sistem transit pada koridor backbone, dengan tetap dengan dukungan angkutan bus (bus besar, bus sedang dan angkot) sebagai feeder. Dengan perbaikan yang terus berlanjut, kota-kota akan memiliki Mass Rapid Transit (MRT) berbasis angkutan bus pada backbone, dengan tetap menerapkan sistem transit pada beberapa koridor dan dukungan sistem bus. adapun proses dari evolusi angkutan umum adalah :
Tahap-1 : Tahap pada kondisi eksisting angkutan bis kota dan angkutan kota yang masih rendah dalam penerapan SPM angkutan umum, dimiliki oleh individu dan belum terorganisasi yang disebut dengan paratransit/angkot
Tahap-2 : Tahap awal reformasi,dengan pembenahan angkutan umum sebagai moda mayoritas terpilih, memiliki kapasitas lebih besar dari paratransit, terorganisasi, belum memiliki lajur khusus dengan penerapan SPM sedang yang disebut dengan sistem transit
Tahap-3 : Tahap pengembangan dari system transit dengan penerapan SPM dengan kategori baik, melalui pembuatan lajur khusus, feeder bus guna meningkatkan kecepatan/travel time yang di sebut dengan BRT
Tahap-4 : Reformasi angkutan umum berbasis jalan, dengan penerapan SPM dengan kategori sangat baik,dengan kapasitas lebih besar dari sistem BRT yang disebut dengan sistem Full BRT.
Saat ini pengelolaan angkutan umum masih tersegmentasi karena masih dimiliki oleh individu dan belum secara terstruktur mencerminkan kualitas pelayanan angkutan umum yang baik. Penataan jaringan trayek masih sangat lemah, yang ditunjukkan oleh menumpuknya penumpang dan sebaliknya kosong pada wilayah tertentu, waktu tunggu masih terlalu lama, dan tidak terhubungkan dengan pusat-pusat kegiatan penting perkotaan. Perkembangan yang cepat dari kepemilikan sepeda motor dan mobil telah mengurangi keinginan menggunakan angkutan umum.
Harapan dalam pengembangan angkutan bus kedepan adalah bus menjadi andalan angkutan umum perkotaan, melalui proses evolusi 3 tahap: reformasi manajemen angkutan umum, pengembangan sistem transit perkotaan dan pengembangan BRT. Selanjutnya angkutan umum dapat kembali memiliki modal share yang tinggi sehingga minimal mencapai 50% dari seluruh kebutuhan perjalanan penduduk perkotaan di Indonesia. Antar moda angkutan umum dapat dilayani dengan integrasi pelayanan secara fisik dan tiketing. Angkutan umum kedepan diharapkan mampu menurunkan biaya perjalanan penduduk perkotaan hingga 50% dari persentase pengeluaran biaya perjalanan saat ini.
C.    Peranan Angkutan Umum
Pada umumnya kota yang memiliki perkembangan yang pesat pada dasarnya berada pada jalur sistem angkutan, dalam beberapa sejarah perkembangan kota – kota besar terhadap sebuah hubungan yang linear antara perkembangan kota dengan sistem angkutan umum yang baik.
Kondisi transportasi yang baik merupakan salah satu faktor kunci peningkatan produktivitas perkotaan, peran trasnportasi yang cukup penting ini menjadikan persoalan transportasi tidak dapat dipisahkan dalam satu perencanaan wilayah dan kota. adapun peran dari angkutan umum adalah :
Ø Melayani kepentingan mobilitas masyarakat
Peranan angkutan umum adalah untuk melayani kepentingan mobilitas masyarakatnya dalam melakukan kegiatannya, baik itu kegiatan sehari-hari yang melibatkan pergerakan dengan jarak yang dekat dan menegah maupun itu kegiatan sewaktu-waktu yang berkenaan dengan pergerakan dengan jarak yang jauh.
Ø Pengendalian lalulintas
Dalam hal pengendalian lalulintas maka pelayanan atupun penyediaan angkutan umum menjadi hal yang tidak bisa ditiadakan, cirri pelayanan angkutan umum yang memiliki lintasan yang tetap dan mampu mengangkat orang dengan seketika dan melayani orang banyak maka efesiensi penggunaan jalan menjadi lebih tinggi karena luasan jalan yang sama dapat dimanfaatkan atau melayani banyak orang. Ketersediaan angkutan umum yang baik, nyaman, dan terjangkau dapat menekan banyaknya jumlah kendaraan yang beorprasi di ruas jalan sehingga dapat memberikan pengaruh fositif terhadap kelancaran arus lalulintas di ruas-ruas jalan. Dengan pengeloaan yang baik maka pengguna kendaraan pribadi dapat beralih menggunakan angkutan umum dan tentunya akan memberikan kontribusi yang besar terhadap perbaikan sistem transportasi perkotaan.
Ø Penghematan energi
Pengelolaan angkutan umum sangat berkaitan dengan penghematan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dan tingginya tingkat polusi. Tingginya penggunaan kendaraan pribadi di perkotaan saat ini tentunya membuat penggunaan energi bahan bakar minyak (BBM) menjadi lebih besar dengan tingkat efesiensi yang rendah karena tidak melayani banyak orang. Bahan bakar minyar (BBM) merupakan sumber daya alam yang sifatnya terbatas dan tidak terbaruhi, tingginya penggunaan bahan bakar minyak ini akan membuat cadangan bahan bakar ini akan segera habis karena itu penyediaan sarana angkutan umum yang baik akan menjadi salah satu solusi bagi penghematan energy karena dengan ketersediaannya angkutan umum yang baik dapat mengalihkan atau manggantikan penggunaan kendaraan pribadi oleh masyarakat  dalam melaksanakan kegiatan mobilitasnya.
Ø Pengembangan wilayah
Sistem transportasi yang baik merupakan katalisator perkembangan perkotaan dan perkembangan suatu wilayah. Penyediaan angkutan umum yang baik, nyaman dan terjangkau akan mempermudah mobilitas penduduk sehingga interaksi ekonomi, sosial, budaya dan politik menjadi lebih baik baik itu secara individu, kelembagaan, maupun interaksi antar daerah atau wilayah. Kemudahan melakukan mobilitas dan tingkat aksesibilitas yang baik antar daerah akan menjadi rangsangan bagi perkembangan suatu wilayah.
D.    Permasalahan Transportasi Kota Makassar
Kondisi transportasi kota Makassar saat ini sudah cukup mengkhawatirkan dan dengan melihat perkembangan kota yang sangat pesat maka dapat dipastikan bahwa persoalan transportasi ini akan semakin bertambah parah dan tentunya akan memberikan dampak yang negatif bagi perkembangan kota Makassar kedepannya, karena itu perlu adanya bentuk perhatian dalam bentuk perencanaan penanganan persoalan transportasi kedepannya.
Pertumbuhan jumlah kendaraan di kota Makassar yang semakin meningkat makin mengecilkan peran angkutan umum dalam mengakomodir pergerakan penduduk dalam perkotaan, dalam hal penyediaan angkutan umum di kota Makassar saat ini masih bertumpu pada penggunaan angkutan umum non bus/angkot atau dalam bahasa Makassar disebut dengan pete-pete. Angkutan umum ini melayani pergerakan masyarakat baik itu didaerah pinggiran maupun pada daerah pusat kota dan terkadang justru menjadi sumber kemacetan karena memang jumlahnya yang sudah terlampau banyak saat ini.
Penyediaan angkutan umum berbasis non bus yang menjadi andalan kota Makassar saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi perkembangan kota Makassar, penggunaan angkutan umum ini yang hanya menampung 10-12 orang saja tentunya sudah sangat tidak efeisen lagi baik itu dalam penggunaan ruas jalan maupun dalam hal penggunaan energy, selain itu pengelolaan angkutan umum non bus (petepete) masih tersegmentasi karena masih dimiliki oleh individu dan belum secara terstruktur mencerminkan kualitas pelayanan angkutan umum yang baik sehingga control terhadap pengoprasian angkutan umum ini menjadi lebih sulit, begitupun dengan penataan jaringan trayek masih sangat lemah, yang ditunjukkan oleh menumpuknya penumpang dan sebaliknya kosong pada wilayah tertentu, waktu tunggu masih terlalu lama, dan tidak terhubungkan dengan pusat-pusat kegiatan penting perkotaan.
Penyediaan angkutan umum berbasis non bus dikota Makassar yang sudah tidak efesien lagi serta masih tersegmentasi karena pengelolaannya yang masih ditangani individu-individu serta penataan jalur trayek yang tidak baik memberikan dampak negatif bagi pergerakan atau mobilitas masyarakat dalam  melaksanakan aktivitas kesehariaannya karena itu maka sudah sewajarnya disediakan angkutan umum berbasis bus dengan tingkat pelayanan baik, harga yang terjangkau untuk melayani pergerakan masyarakat. Sistem pengoprasian atau pengelolaan angkutan umum berbasis bus ini langsung ditagani oleh pihak pemerintah sehingga memudahkan kontrol pelayanan dari sistem angkutan umum perkotaan ini serta memudahkan masyarakat dalam menyampaikan pendapat, saran dan kritikan mengenai pelayanan sistem transportasi perkotaan dan hal ini kemudian dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pihak pengelola atau pemerintah terhadap kinerja dan pelayanan dari angkutan umum berbasis bus ini di kota Makassar.
E.     Pengembangan Sistem Transportasi Berbasis Bus Di Kota Makassar
Dalam sejarah perkembangan kota Makassar diketahui bahwa dahulunya pergerakan masyarakat dilayani dengn angkutan umum massal berbasis bus namum kemudian lambat laun menghilang seiring degan perkembangan kota dan karena berkurangnya peminat atau masyarakat yang menggunakannya karena memilih moda lain seperti angkutan umum (petepete) dan moda kendaraan pribadi. Adanya sejarah penggunaan ini kemudian dapat menjadi dasar pertimbangan dalam pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis bus di kota Makassar karena dari sejarah itu kemudian dapat diketahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi menurunnya penggunaan angkutan umum berbasis bus di masa lalu sehingga dapat disiapkan alternatif solusi untuk mencegah dan memecahkan masalah tersebut ketika permasalahan itu muncul kembali dalam pengoprasiaan angkutan umum massal ini di masa mendatang.
Pengembangan sistem angkutan umum massal ini harus betul-betul melalui perencanaan yang matang yang melibatkan orang-orang yang berkompoten dalam hal tersebut, perencanaan sistem transportasi ini tentunya tidaklah hanya mengandalkan pada perencanaan fisik dan teknis belaka tampa memperdulikan atau mempertimbangkan kondisi sosial, kultur atau budaya serta karakteristik masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar kiranya pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis massal ini menjadi sebuah solusi transportasi yang teryata membawa persoalan baru juga dalam sistem tranportasi kota Makassar dan agar kemudian tidak terkesan sebagai suatu bentuk kebijakan yang kemudian hanhya di tiru dari kota-kota yang sudah menerapkannya.
Pengembangan sistem angkutan umum massal ini dapat dilakukan secara bertahap pada ruas jalan protokol atau utama di kota Makassar dengan koridor-koridor seperti jalan perintis kemerdekaan – jalan urip sumaharjo, koridor jalan A.Pangeran pettarani – jalan Sultan alauddin, koridor jalan gunung bawakaraeng – dengan karebosi link, dan beberapa koridor lainnya. Pengembangan bertahap ini dilakukan sebagai langkah karena memang biaya investasi awal pengembangan ini tergolong mahal,dan selain itu juga dapat berfungsi sebagai sosialisasi lapangan sebelum kemudian sistem ini diberlakukan secara menyeluruh di kota Makassar, adapun pelayanan yang mendapat prioritas adalah daerah pusat kota, pusat perdangangan, perkantoran, pendidikan  dan sektor jasa lainya, seperti daerah kawasan karebosi, kawasan panakkukang, kawasan pantai kota Makassar, kawasan pettarani, urip dan perintis kemerdekaan.
Berdasarkan pertimbangan biaya investasi awal yang cukup besar, maka sistem angkutan umum massal ini diberlakukan pada koridor utama saja dan untuk jalur pengumpan dapat dilayani dengan memanfaatkan angkutan umum non bus (petepete) yang sudah ada tentunya dengan pengolaan dan penataan trayek lang lebih baik. Pemberdayaan angkutan kecil ini dimaksudkan untuk membangi fungsi pelayanan dalam satu sistem transportasi yang terintegrasi.
Pengembangan sistem angkutan umum massal ini dilakukan melalui beberapa tahapan-tahapan pelaksanaan, adapun tahapan pelaksanaan adalah :
Ø  Sosialisasi terhadap masyarakat tentang perencanaan pengembangan sistem angkutan umum massal
Ø  Penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendukung
Penyediaan sarana dan prasarana sistem angkutan umum massal ini berupa penyediaan bus, penyediaan jalur khusus bus, halte, dan pemasangan rambu dan marka pendukung, peta atau papan informasi yang berisi tentang lokasi halte, jumlah dan kode trayek dan jalur yang dilayani serta waktu keberangkatan, serta petunjuk-petunjuk lainnya yang berkenaan dengan pelayanan angkutan umum.
Ø  Pembentukan kelembangaan yang menagani langsung pengoprasian dan pengelolaan dari sistem transportasi angkutan umum massal
Ø  Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi
Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi ini dapat dilakukan dengan memberlakukan kebijakan insentif dan disinsentif, kebijakan dalam hal pajak kendaraan yang tinggi. Pembatasan kendaraan ini dapat dimulai dari kantor-kantor pemeirntahan berupa larangan penggunaan kendaraan pribadi bagi segenap pengawai selama jam kerja dan untuk mengakomodir pergerakan pengawai dari dan menuju kekantor dilayani oleh bus-bus perintah, hal ini juga dimaksudkan untuk pendisiplinan kinerja dari para pengawai. Kebijakan inipun dapat diteruskan atau diberlakukan pada sekolah-sekolah dan kantor-kantor swasta lainnya.
Keberhasilan pengembangan atau pengoprasian angkutan umum massa ini sangatlah tergantung dari kematangan perencanaan, perancangan, regluasi dan penegakan yang tegas serta starategi kebijakan pelaksanaan dan pengelolaan. Adapu strategi yang dapat digunakan adalah :
Ø  Penetapan sasaran yang hendak di capai
Sasaran pengembangan transportasi ini adalah pelayanan transportasi yang lebih baik dengan mengakomodir keinginan masyarakat berupa biaya operasi yang rendah, tingkat keamanan yang baik, tariff yang terjangkau, ketepatan waktu, serta pelayanan yang memuaskan.
Ø  Sistem moda transfer
Dalam hal pelayanan bus ini di perkotaan maka sistem transportasi angkutan umum massal ini harus menyediakan rute jaringan jalan yang komperhensif, kapasistas yang memadai, frekuensi bus yang optimal, dan jangkaun pelayanan dan tariff yang dapat dinikmati oleh penumpang dengan berbagai jenis pendapatan dan tujuan perjalanan yang berbeda seoptimal mungkin
Ø  Kualitas pelayanan yang baik
Kualitas pelayanan ini menyangkut tingkat keamanan, kenyamanan, ketepatan waktu, tariff terjangkau, waktu tunggu yang tidak terlalu lama serta dampak lngkungan yang dapat diminimalisir


Ø  Manajemen oprasional
Dalam hal pelayanan angkutan umum yang baik maka harus ada perbaiakanb dalam hal manajemen oprasional yang baik karena manajemen oprasional yang inilah yang kemudian menjadi faktor yang membuat masyarakat dapat memilih moda angkutan umum.
Untuk memastikan bahwa pelayanan bus respontif terhadap perubahan permintaan penumpang dan penyampaian keinginan pengguna maka bus harus dioprasikan oleh lembaga bentukan pemerintah atau koperasi  yang berorientasi pada kenuntungan,kinerja kelembangaan dan dikontrol langsung oleh pemrintah dan sistem lisensi yang mendukung kompetensi pengoprasian dan pengelolaan angkutan umum sebagai moda transportasi yang melayani kepentingan publik.
Ø  Pengalihan moda (transsisi)
Pengalihan moda ini diarahkan untuk mendukung tercapainya visi pengembangan angkutan umum massal berbasis bus, perubahan atau pengalihan moda ini akan mengahsilkan pertumbuhan kebutuhan pelayanan bus yang cukup besar dan tinggi seiring dengan berkutangnya penggunaan kendaraan pribadi dan moda angkutan umum yang lain.
Langkah utama untuk merealisasikan hal ini adalah dengan perubahan atau transisi penggunan angkutan umum non bus (petepete) atau angkutan umum berukuran kecil keangkutan bus yang lebih besar yang dioprasikan oleh lembaga atau koperasi yang ditunjuk sesuai kontrak. Dan dampak sosial ini harus dapat diatasi dengan baik dan salah satunya dengan pemberdayaan angkutan umum kapasistas kecil ini pada jalur-jalur pengumpan tentunya dengan pembatasan dan penataan trayek yang baik.
Ø  Perencanaan terpadu
Perencanaan yang baik dan terpadu dengan penataan perkotaan menjadi faktor yang harus diperhatikan untuk mencegah tumpang tindihnya perencanaan yang tentunya akan memberikan dampak negatif bagi sistem transportasi perkotaan dan perkembangan kota.
Berdasarkan kendala-kendala utama dalam mencapai tujuan utama dari sistem transportasi umum, maka terdafat beberapa hal yang mesti di perhatikan antara lain :
·           Penawaran sistem operasional yang menarik bagi para investor yang disertai dengan keuntungan-keuntungan yang kira-kira akan didapatkan, dengan menetapkan kerangka peraturan yang jelas dan mendukung, memberikan perspektif layanan yang dapat diandalkan untuk beroperasi di rute yang telah ditetapkan dengan sistem kompetisi yang baik, dengan jadwal operasi yang jelas , dan kontrol tarif yang baik
·           Perencanaan rute seefektif dan seefisien mungkin, sehingga dapat terus ada, dimana dapat ditinjau dari titik bangkitan perjalanan yang dominan.
·           Biaya perizinan (tarif dan truktur tarif) sebagai dasar perkiraan biaya. Subsidi jika diperlukan, sebetulnya hanya terbatas pada modal, bukan subsidi pada tarif (pengoperasian)
·           Mengendalikan kompetisi dengan moda transport lain seperti angkot dan moda-moda publik lain, dengan lebih menerapkan peraturan yang lebih tegas.
·           Memberikan jangka waktu operasi yang panjang untuk operator, (3-7 tahun, tergantung pada investasi yang ada)
·           Penghargaan terhadap kualitas sistem pengoperasian dengan sistem tender yang kompetitif dan prosedur yang transparan
·           Memastikan hak pengoperasian dijamin oleh undang-undang dalam bentuk kontrak operasional secara jelas.
·           Mengendalikan kemacetan lalu lintas dan membuat jalur khusus untuk bus di tempat-tempat yang mempunyai bangkitan lalulintas yang tinggi, sehingga pada saat kemacetan terjadi, bus tetap dapat beroperasi dengan lancar dan sesuai jadwal.
·           Mengintegrasikan sistem pengoperasian angkot ke dalam skema transportasi secara terpadu, yang mana bertindak sebagai feeder
·           Menyediakan sarana yang memadai untuk pengembangan infrastruktur bus.
Ø  Penetapan Regulasi
Pembuatan dan penetapan regulasi yang mendukung terselenggaranya sistem angkutan umum massal bebasis bus menjadi hal yang cukup urgen dalam pengembangan sistem transportasi perkotaan, regulasi itu dapat berupa pemberiaan insentif dan disinsentif terhadap penggunaan kendaraan pribadi sebagai wujud nyata dalam hal pembatasan penggunaan kendaraaan pribadi di perkotaan, penetapan pajak kendaraaan yang tinggi untuk menekan kepemilikan kendaraan pribadi yang berlebihan, regulasi yang mengatur tentang sistem parkir pada kawasan perkotaan untuk mencegah penggunaan badan jalan sebagai lahan parkir yang tentunya akan memperkecil kapasistas pelayanan satu ruas jalan, serta regulasi yang berkenaan dengan pengawasan dan pengendalian penggunaan lahan di daerah perkotaan.
Pengembangan sistem transportasi perkotaan dalam hal ini pengembangan sistem angkutan umum berbasis bus menjadi hal yang mampu mengurai persoalan transportasi perkotaan saat ini yang ditimbulkan oleh ketidakseimbangan perkembangan permintaan transportasi dengan tingkat pelayanan transportasi serta peningkatan penggunaan kendaraan pribadi dan didukung sistem angkutan umum yang tidak begitu baik, pada dasarnya perencanaan pengembangan sistem angkutan umum berbasis bus ini bukanlah merupakan hal yang dengan mudah diaplikasikan karena akan berbenturan pada hal fisik angkutan umum yang telah beroprasi, masalah sosial, budaya dan kultur masyarakat, namum pengembangan sistem angkutan ini pun dapat terealisasi dengan baik ketika ditopang dengan perencanaan yang matang, strategi yang tepat serta regulasi dan penegakan regulasi yang ketat dan tegas.
BAB III
PENUTUP

Permasalahan transportasi perkotaan yang hampir dirasakan oleh seluruh kota – kota besar dindonesia merupakan wujud dari tidak baiknya sistem angkutan umum perkotaan, selain itu permasalahan transportasi ini timbulkan karena tidak sinergisnya perencanaan transportasi perkotaan secara makro dengan perencanan wilayah dan kota.
Ketidakseimbangan antara peningkatan permintaan akan transportasi dengan tingkat pelayanan transportasi menjadi faktor utama yang menyebabkan munculnya permasalahan trasnportasi perkotaan. semakin meningkatnya permintaan transportasi ini berbanding lurus dengan peningkatan jumlah penduduk perkotaan, dan dalam melaksanakan kegiatannya mobilitasnya masyarakat menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum berbasis non bus (petepete) yang saat ini tidak sesuai dengan kondisi perkembangan kota Makassar saat ini karena itu penyediaan angkutan umum massal yang nyaman dan terjangkau adalah hal yang mesti diprioritaskan saat ini agar kiranya mampu menekan penggunaan kendaraan pribadi dalam melakukan aktivitas kesehariaannya.
Dengan penyediaan angkutan umum massal sesuai dengan tahapan perencanaan, dan didukung strategi yang tepat serta regulasi-regulasi  seperti di urai diatas maka dapat dipastikan bahwa sistem tranportasi di kota Makassar menjadi lebih baik dan tentunya berefek pada perkembangan kota yang lebih baik.







DAFTAR PUSTAKA

Tamin, O.Z (1993) Strategi Peningkatan pelayanan angkutan umum sebagai usaha untuk mengatasi masalah kemacetan di daerah perkotaan, Jurnal perencanaan wilayah dan kota, Institut Teknologi Bandung.
Tamin, O.Z.(1997) Upaya – upaya untuk mengatasi masalah transportasi perkotaan, Jurnal perencanaan wilayah dan kota, Jurusan Teknik Planologi, Institut Teknologi Bandung.
Yunus, HS. (2005) Manajemen Kota Perspektif Spasial. Yogyakarta : PU                                                 Pustaka pelayar.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar