Jumat, 25 Januari 2013





Add caption
Permasalahan Kemacetan Lalulintas
Pada Ruas Jalan Urip Sumaharjo Kota Makassar


 Oleh
SAKTRIA WIRAWAN







BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar  Belakang
Pemenuhan kebutuhan merupakan motif awal terjadinya pergerakan manusia. Pemenuhan kebutuhan ini dilakukan dengan kegiatan baik itu dalam daerah yang sama maupun dengan dua daerah yang berbeda, atau disebut juga sebagai pergerakan spasial dan pergerakan non spasial.
Usaha pemenuhan kebutuhan ini yang kemudian terejawantahkan dalam bentuk gerak manusia yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan jalur transportasi alami yang tersedia di alam seperti jalur sungai, danau, laut, maupun memanfaatkan jalur yang dibuat oleh manusia. Namun sebanyak apapun dan sebaik apapun jalur yang disediakan oleh alam tetaplah membutuhkan bentuk intervensi manusia agar kiranya proses pergerakan atau transportasi dapat terjadi, sehingga tidaklah keliru jika kemudian transportasi didefinisikan sebagai bentuk intervensi manusia yang dilakukan untuk memudahkan pergerakan manusia atau barang dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup manusia itu sendiri.
Intervensi manusia terhadap terjadinya pergerakan merupakan bentuk upaya untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan manusia, baik itu kebutuhan primer, sekunder, maupun kebutuhan yang sifatnya prestise. Bentuk intervensi manusia terhadap transportasi berupa pembuatan kendaraan atau alat angkut maupun jalur yang  akan dilalui oleh kendaraan dan hal ini senantiasa berkembang sesuai dengan peningkatan kebutuhan manusia serta tingkat pengetahuan dan perkembangan teknologi di kalangan manusia.
Transportasi bukanlah merupakan sesuatu yang sifatnya tunggal namun pada dasarnya terbentuk dari beberapa komponen yang saling terkait antara satu dan lainnya sehingga akan terjadi masalah ketika komponen ini tidak berjalan sinergis. Sebagai contoh misalnya ketika jumlah kendaraan semakin meningkat tampa diiringi dengan ketersediaan prasarana yang memadai dan tanpa didukung dengan sistem pengoprasian atau manajemen yang baik maka dapat dipastikan akan terjadi kesemrautan lalulintas yang berujung pada banyaknya kerugian dari segenap sektor dan dimensi kehidupan manusia.
 Permasalahan transportasi akan berbeda tergantung pada demografi dan geografi di masing-masing daerah. Permasalahan transportasi di daerah perkotaan akan berbeda dengan permasalahan transportasi pada daerah terpencil atau daerah pedesaan, ketika daerah perkotaan mengalami permasalahan dengan makin meningkatnya jumlah kendaraan yang tidak seimbang dengan ketersediaan jaringan jalan sehingga menimbulkan kemacetan diruas-ruas  jalan tertentu, sementara di daerah pedesaan terkadang justru kesulitan untuk melakukan pergerakan karena kurangnya sarana angkutan umum, kondisi jaringan jalan yang sangat tidak bagus, maupun karena tidak adanya jalur jalan yang tersedia. dengan kondisi seperti ini maka tidak jarang suatu daerah menjadi terisolasi dan tentunya berdampak pada perkembangan daerah dan pembangunan nasional secara menyeluruh dan merata.
Kondisi transportasi yang berbeda antar daerah perkotaan dan daerah pedesaan ini tentulah sangat dipengaruhi oleh faktor demografi,goeografi, dan bentuk kegiatan masyarakatnya namum satu hal yang pasti bahwa kondisi transportasi seperti ini merupakan salah satu wajah nyata ketimpangan pembangunan daerah perkotaan dan daerah pedesaan.

Kota merupakan tempat konsentrasi kegiatan penduduk yang cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka semakin meningkat dan beragam pula bentuk kegiatannya dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup. Masyarakat perkotaan yang sangat hetoregen baik dari segi sosial, ekonomi dan budaya menjadikan dasar pembeda motif pergerakan masyarakat perkotaan serta prilaku pengendara dalam melakukan pergerakan dengan menggunakan moda tertentu. Keragaman bentuk kegiatan dan tentunya berujung pada pola penggunaan lahan pada daerah perkotaan akan menjadi faktor yang menambah persoalan transportasi pada daerah perkotaan ketika hal ini tidak mampu diakomodir dengan baik dalam suatu sistem manajemen transportasi perkotaan.
Permasalahan transportasi pada sebagian besar kota di indonesia adalah berupa kesemrautan lalulintas, kemacetan yang sangat tinggi, tingkat polusi kendaraan yang tinggi, serta tingkat kecelakaan. Permasalahan transportasi pada daerah perkotaan terkadang merupakan permasalahan yang cenderung diwarisi dari tahun-tahun sebelumnya yang terkadang menjadi semakin sulit diuraikan sering dengan perkembangan daerah perkotaan karena ketidak seimbangan perkembangan pergerakan dan kepemilikan kendaraan dengan ketersediaan prasarana serta sistem manajemen transportasi perkotaan.
Kota Makassar merupakan salah satu kota besar di indonesia yang mengalami perkembangan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Perkembangan ini dipicu oleh peningkatan jumlah penduduk serta perkembangan sektor ekonomi, jasa dan pendidikan. Letak kota Makassar yang strategis sebagai pusat perkembangan kawasan timur indonesia serta sebagai pusat pendidikan untuk kawasan timur indonesia dan didukung ketersediaan prasana transportasi yang cukup baik berupa bandara internasional Sultan Hasanuddin, pelabuhan Soekarno Hatta serta terminal regional Daya menjadikan kota  Makasar sebagai daerah tujuan yang diminati dan menjadi faktor penarik urbanisasi penduduk dari daerah atau kota disekitarnya sehingga berefek pada pada perkembangan kota Makassar.
Seperti halnya kota-kota di indonesia, kota Makassar pun mengalami persoalan transportasi berupa kesemrautan lalulintas dan tingkat kemacetan yang tinggi. Persoalan ini merupakan wujud dari ketidak seimbangan peningkatan permintaan perjalanan dengan pelayanan perjalanan dalam wujud sistem transportasi. Hal ini makin dikuatkan dengan pola komsumtif masyarakat perkotaan dalam hal penggunaan kendaraan pribadi dalam melakukan pergerakan serta kurang tersedianya sarana transportasi angkutan massal.
Permasalahan transportasi  pada kota Makassar terjadi pada beberapa ruas jalan yang salah satu dapat terlihat  pada jalan Urip Sumaharjo Makassar. Jalan urip sumaharjo kota Makassar merupakan jalan arteri yang menghubungkan kota Makassar dengan beberapa kota di bagian utara Sulawesi selatan dan  merupakan jalan dengan tingkat pergerakan orang dan kendaraan yang sangat tinggi hal ini dikeranakan ruas jalan ini merupakan jalan  arteri dengan beragaman bentuk kegiatan penggunaan lahan, baik itu dari segi jasa, pendidikan dan perdagangan, perkantoran.
Letak jalan Urip Sumaharjo yang berpotongan langsung dengan jalan arteri lainnya yakni jalan A.Pangerang Pettarani serta jalan Tol reformasi dan beberapa jalan kolektor pada titik tertentu yang menghubungkan langsung dengan beberapa kawasan pemukiman padat penduduk sehingga menjadikan ruas jalan ini memiliki pergerakan lalulintas  yang tinggi.
 Kemacetan merupakan persoalan yang sangat sering dijumpai pada ruas jalan ini terutama pada jam-jam puncak, hal inipun diantisipasi dengan pelebaran jalan dengan menambah dua lajur pada masing-masing jalur serta pembangunan fly over pada daerah simpang diperpotongan jalan Urip Sumaharjo dengan jalan  A,Pangerang Pettarani serta Jalan tol Reformasi. Penambahan lebar jalan ini dan pembangunan fly over ini memang mampu mengurai kemacetan yang terjadi pada ruas jalan ini,   namum  terkadang justru terjadi kemacetan akibat dampak dari ujung fly over yang terletak didepan salah satu kampus swasta yang ada ruas jalan ini sehingga pada jam-jam puncak terjadi kemacetan karena akivitas pergerakan keluar masuknya kendaraan dari kampus, hal inipun diperparah lagi dengan keberadaan jembatan yang mengakibatkan penyempitan arus serta adanya kampus swasta lainnya yang berjarak hanya sekitar 20 meter dari jembatan. Adanya dua kampus yang letaknya berdekatan dengan ujung Fly Over yang memiiki arus pergerakan yang cukup tinggi tentunya mengangu kinerja dari fly over yang pada esensinya dibangun untuk mengurai kemacetan kemacetan atau penumpukkan kendaraan pada ruas jalan ini terutama pada daerah simpang atau perptongan jalan Urip Sumaharjo, Jalaln A,Pangerang Pettarani serta jalan Tol Reformasi.
Melihat kondisi pergerakan lalulintas pada ruas jalan Urip Sumaharjo Kota Makassar maka perlu adanya sebuah studi untuk membahas kondisi dan solusi atau upaya penanganan untuk mengatasi permasalahan kemacetan  pada ruas jalan Urip Sumaharjo sehingga investasi pelebaran jalan dan pembangunan Fly over pada ruas jalan ini tidak menjadi sia-sia karena tidak mampu mencapai target kinerja dari perencanaan yang mampu menyeselaikan persoalan yang ada pada ruas jalan ini sebagaimana esensi dasar dari pembangunannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi rumusan permasalahan pada studi ini adalah : bagaimana bentuk upaya penanganan permasalahan kemacetan pada ruas jalan Urip Sumaharjo.








BAB II
PEMBAHASAN
A.     Transportasi Sebagai Suatu Sistem
Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dalam transportasi terlihat ada dua unsur yang terpenting yaitu:
a.  Pemindahan / pergerakan (movement)
b.  Secara fisik mengubah tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.
Transportasi menjadi hal punya arti besar bagi perkembangan suatu kota, bahkan sisitem transportasi terkadang di anggap sebagai cermin kota dan karakteristik masyarakat yang menghuni suatu kota. Transportasi menjadi sangat penting karena transportasi menjadi katalisator bagi perkembangan ekonomi karena dengan baiknya sistem transportasi maka semakin meningkat pula interaksi dari antar masyarakat dan antar daerah yang tentunya berujung pada penigkatan pergerakan ekonomi dalam suatu kota.
Perencanaan transportasi  adalah  teknik  yang sistematis untuk menciptakan lalu lintas dengan semua karakteristiknya dalam memindahkan orang dan barang mencapai tujuan dengan aman, efisien dan nyaman dari keadaan sekarang dan yang akan datang,  dan juga dapat meningkatkan sosial ekonomi masyarakat. Tujuan lebih spesifik dari transportasi  dapat diuraikan:
·      Menciptakan sistem transportasi yang paling sesuai dengan keadaan dana tersedia.
·      Meningkatkan aktifitas ekonomi dengan efisien melalui turunnya ongkos transportasi.
·      Membangun sistem transportasi yang terintegrasi.
·         Menentukan bagaimana dan menetapkan kapan meningkatkan  sistem transportasi yang ada atau membangun sistem transportasi yang baru untuk memenuhi kebutuhan masa yang akan datang.
 Sistem Transportasi yang baik ditentukan dari pertimbangan unsur kondisi sosial ekonomi, bentuk aktivitas tata guna lahan, dan jaringan transportasi. Sikap dan bentuk terjadinya pergerakan perjalanan di suatu wilayah dipengaruhi faktor pemilihan tempat tinggal, pemilihan tempat-tempat kegiatan, banyaknya trip perjalanan, pilihan moda yang tersedia dan pilihan rute jalan.  Dalam perencanaan transportasi perlu diketahui semua karakteristik trip perjalanan yang terjadi untuk ditata dengan baik.  Karakteristik trip perjalanan perlu diketahui  seperti berapa banyak trip yang terjadi dari satu zona – wilayah (origin), kapan trip terjadi – saat puncak, biasa dan lengang, kemana tujuan trip (distination),  moda apa yang dipakai,  rute mana yang dilalui. (Saxena, 1989).  Semua ini perlu diketahui guna perencanaan transportasi.
Transportasi yang aman dan lancar, mencerminkan keteraturan kota juga mencerminkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Dengan demikian, transportasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia selama hal tersebut dibutuhkan dalam pergerakan aktifitas manusia.
Transportasi merupakan sistem yang setidaknya dibangun dari 3 subsistem berupa : sarana, prasarana dan sistem pengoprasian yang ketiganya saling menunjang dan saling melengkapi dalam terciptanya suatu sistem transportasi yang baik.
Jalan merupakan bagian penting dari prasarana transportasi yang terkadang menjadi sangat urgen untuk dipenuhi baik dari segi pelayanan jaringannya yang menyebar ke segenap wilayah maupun dari segi kualitas jalan itu sendiri.
Kemacetan merupakan masalah transportasi yang terkadang sangat sulit untuk dihindari, kemacetan ini tentunya berdampak pada melambatnya pergerakan dalam suatu kota atau wilayah yang tentunya akan menganggu pergerakan ekonomi didalamnya.
Pelebaran jalan dan Pembangunan Fly over menjadi salah satu hal yang terkadang di lakukan untuk menimalisir tingkat kemacetan, Jaringan jalan merupakan salah satu elemen dari suatu sistem tranportasi dalam wilayah perkotaan secara keseluruhan. Tinjauan terhadap jaringan jalan sudah sejak lama menjadi perhatian dan pembahasan para ahli perencanaan dan perancang perangkutan. Tinjauan terhadap jaringan jalan tersebut sangat penting sebagai langkah awal untuk menggambarkan keadaan pelayanan sistem perangkutan itu sendiri.
Kemacetan merupakan permasalahan klasik dalam sistem transportasi yang hampir terjadi di seluruh kota-kota besar indonesia. Perkembangan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan peningkatan jalan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap meningkatnya kemacetan di perkotaan. Hal ini terkadang disiasati dengan melakukan pembuatan jalan baru, pelebaran jalan-jalan di perkotaan dan pembangunan fly over untuk memecah jumlah pergerakan kendaraan.
Pembangunan fly over dan pelebaran jalan ini diharapkan mampu mengurangi tingkat kemacetan yang terjadi namum dalam kenyataan pelaksanaan pembangunan fly over dan pelebaran jalan ini justru tidak cukup mampu mengurai tingkat kemacetan baik karena tidak begitu matangnya perencanaannya maupun karena semakin baiknya prasarana justru menjadi faktor penarik yang mengakibatkan meningkatnya jumlah pergerakan menuju dan melalui jalan yang memiliki kondisi yang baik.
B.    Permasalahan lalulintas pada Jalan Urip Sumaharjo
Jalan Urip Sumaharjo Kota Makassar merupakan jalan arteri yang menghubungkan kota Makassar dengan Kota Lainnya di Sulawesi Selatan terutama dari daerah sebelah utara Sulawesi Selatan. Jalan urip sumaharjo memiliki intensitas pergerakan kendaraan yang cukup tinggi, hal ini dikarenakan karena beragamnya bentuk kegiatan atau mixed use baik itu berupa pusat-pusat pendidikan, pusat perkantoran, pertokoan, dan sektor jasa lainnya menjadi faktor tarikan lalulintas menuju dan melalui ruas jalan ini. Tingginya arus pergerakan pada ruas jalan ini seirng sekali mengakibatkan kemacetan yang cukup parah terutama pada jam-jam puncak.  
Permasalahan kemacetan yang sering terjadi pada jalan Urip Sumaharjo dipengaruhi oleh kondisi fisik dan lingkungan disekitar jalan tersebut. Dimana letak jalan Urip yang berpotongan lansung dengan jalan arteri lainnya yakni jalan A,Panggerang Pettarani serta jalan Tol Reformasi dan beberapa jalan Kolektor lainnya yang menghubungkan langsung dengan kawasan padat penduduk yang berdekatan dengan daerah kampus menjadikan kemacetan pada ruas jalan ini menjadi susah untuk diuraikan dan tentunya akan berujung dan menjadi hal yang cukup merugikan bagi masyarakat karena menjadi faktor yang menghambat kelancaran pergerakan masyarakat dalam melakukan aktivitasnya.
Perkembangan jumlah kepemilikan kendaraan pada kota Makassar yang sangat tinggi menjadikan persoalan yang sering menyebabkan kemacetan pada ruas-ruas jalan kota Makassar, begitupun pada jalan urip sumaharjo, kemacetan yang terjadi pada ruas jalan ini selain diakibatkan oleh beragamnya bentuk kegiataan penggunaan lahan pada ruas jalan ini, tetapi juga disebabkan pola komsumtif masyarakat yang tinggi dalam hal penggunaan kendaraan pribadi dalam melaksanakan kegiatannya, hal ini diperparah lagi dengan kurang tersedia angkutan umum massal yang melayani pergerakan pada ruas jalan ini, adapun angkutan umum yang tersedia dan digunakan oleh sebagian masyarakat adalah angkutan umum penumpang non bus (petepete), namum keberadaan angkutan umum ini juga menjadi persoalan tersendiri dan turut andil dalam menyebabkan kemacetan karena terlalu banyaknya jumlah trayek angkutan umum yang melewati jalan  urip sumaharjo.
Permasalahan kemacetan pada ruas jalan ini yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan telah diantisipasi dengan diadakannya pelebaran jalan sepanjang jalan urip sumaharjo serta pembangunan fly over pada daerah simpang antara jalan urip sumaharjo, jalan A,Pangerang Pettarani, serta jalan Tol Reformasi. Hanya saja pembangunan fly over ini pun belum mampu menekan tingginya angka kemacetan pada ruas jalan ini seperti yang dikemukan sebelumnya.
Permasalahan kemacetan pada jalan Urip Sumaharjo merupakan dampak dari kurang baiknya suatu sistem manjemen lalulintas dan bentuk rekayasa lalulintas yang dilakukan pada jalan Urip sumaharjo terutama pada pembangunan fly over dimana salah satu ujung fly over ini kemudian berada didepan salah satu kampus sehingga sering terjadi penghentian dan pelambatan arus kendaraan karena aktivitas keluar masuk kendaraan dari dan menuju ke kampus.
Menurut Jones,et all (USDoT 1978) bahwa manajemen lalulintas merupakan adalah suatu kegiatan yang melakukan koordinasi masing-masing individu kategori pemakai jalan melalui sistem pengoprasian, regulasi dan kebijakan pelayanan sehingga dapat mencapai efesiensi dan  produktivitas yang maksimun pada keseluruhan sistem.
 Sedangkan Rekayasa lalulintas didefinisikan sebagai suatu bentuk penaganan yang berkaitan perencanaan dan perancangan geometrik dan operasi lalulintas jalan raya serta jaringannya, terminal, penggunaan lahan serta keterkaitannya dengan mode transportasi lainnya (Homburger dan kell, 1981).
Permasalahan kemacetan pada ruas jalan urip sumaharjo haruslah mendapat perhatian yang serius karena akan mempengaruhi arus pergerakan masyarakat dan dampaknya juga akan sangat meluas karena jalan ini merupakan salah satu jalan utama kota Makassar dan berhubungan atau bersinggungan langsung dengan jalan utama lainnya seperti jalan A.Pangeran Pettarani, Jalan Perintis Kemerdekaan,dan Jalan Bawakaraeng karena itu perbaikan sistem manajemen lalulintas dan rekayasa lalulintas menjadi harga yang kemudian tidak bisa ditawar-tawar lagi jika memang permasalahan kemacetan pada jalan Urip Sumaharjo ingin diselaisaikan hingga tidak menjadi permasalahan yang kemudian terwariskan dari tahun ketahun dan berujung pada kerugian pada segenap sektor dan dimensi kehidupan masyarakat

C.    Alternatif Pemecahan Masalah
Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa permasalahan kemacetan pada ruas jalan urip sumaharjo disebabkan karena meningkat nya pergerakan masyarakat menuju ruas jalan ini yang merupakan efek dari pesatnya perkembangan jumlah kendaraan dan pemilikan kendaraan pribadi serta sistem angkutan umum yang tidak efesien. Perkembangan jumlah kendaraan yang sangat pesat memang tidak dapat dimibangi oleh pertumbuhan prasanana transportasi perkotaan karena itu pemecahan masalah transportasi ini tidak hanya disandarkan pada pengembangan dan pembangunan prasarana saja tetapi lebih menitikberatkan pada manajemen lalulintasnya yang terikat dalam satu bentuk regulasi dengan segenap konsekuensi yang melekat padanya. Kebijakan dalam hal menajemen rekayasa lalulintas yang baik akan memberikan efek cukup besar dalam menyelesaikan permasalahan lalulintas terutama kemacetan.
Adapun bentuk usaha yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah kemacetan pada jalan Urip Sumaharjo Kota Makassar adalah berupa :
Ø  Meredam tingginya pertumbuhan kebutuhan transportasi
Pertumbuhan pergerakan transportasi adalah hal yang senantiasa berbanding lurus dengan pertambahan jumlah penduduk dalam suatu kota. pertambahan jumlah penduduk ini dapat terjadi secara alamiah maupun karena faktor migrasi atau perpindahan penduduk, perpindahan penduduk ini dapat berupa perpindahan dalam jangka waktu yang lama dimana penduduk kemudian berpindah dari suatu daerah untuk menetap  di daerah perkotaan dalam waktu yang lama. Selain itu ada juga bentuk perpindahan penduduk yang hanya sementara dan berlangsung dalam waktu yang tidak lama namum terjadi secara berulang-ulang pada tiap hari, hal ini dilakukan oleh masyarakat yang tinggal didaerah pinggiran kota namum bekerja dan beraktifitas di daerah pusat kota. pergerakan arus bolak-balik dari masyarakat inilah yang kemudian membuat penumpukaan kendaraan pada jalan urip sumaharjo dan terkadang berbuah kemacetan.
Perencanaan transportasi adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dengan perencanaan wilayah perkotaan terutama dalam pola penggunaan lahan pada daerah perkotaan. tingginya kebutuhan akan transportasi terutama pada daerah pusat kota dapat diminalkan dengan mengembangkan kawasan kota satelit dan kota mandiri sehingga dapat menjadi filter atau pengurai pergerakan menuju pusat kota, selain itu penyediaan pusat-pusat pelayanan dan pengembangan kawasan permukiman dengan fasilitas yang lengkap didaerah pinggiran kota. dengan adanya pengembangan tersebut maka akan mampu mengurangi perjalanan menuju pusat kota yang melalui ruas jalan Urip Sumaharjo.
Ø Peningkatan Prasarana transportasi
Peningkatan prasana transportasi pada jalan Urip Sumaharjo telah dilakukan dengan pelebaran jalan dan pembangunan fly over yang pada esensinya merupakan salah satu bentuk investasi dalam hal penyelesaian permasalahan kemacetan pada ruas jalan ini. Pembangunan fly over dan pelebaran jalan ini memang belum begitu mampu mengurai kepadatan arus kendaraan dan terkadang pada kondisi tertentu menjadi penyebab kemacetan terutama pada jam puncak di pagi, siang dan sore. Dengan kondisi seperti ini terlihat jelas bahwa penyelesaian persoalan kemacetan pada ruas jalan ini yang dilakukan dengan pelebaran jalan dan pembangunan fly over tidak berjalan efektif karena kebijakan ini kemudian hanya memindahkan titik awal terjadinya kemacetan, hal ini dikarenakan salah satu ujung dari fly over ini kemudian berada tepat di depan kampus sehingga pada titik ini sering terjadi pelambatan pergerakan arus karena aktivitas pergerakan dari dan menuju ke kampus sehingga evaluasi dan peningkatan kinerja jalan dan fly over ini harus segera dilakukan untuk mengatasi permasalahan kemacetan pada ruas jalan urip sumaharjo.
Penambahan tinggi fly over dengan tujuan untuk memindahkan ujung fly over agar jauh dari depan kampus menjadi hal yang tidak dapat dilakukan saat ini karena tentunya akan memakan biaya yang tinggi dan waktu yang lama serta masih banyak permasalahan lainnya yang akan sangat mengganggu kenyamanan masyarakat dalam pelaksanaan konstruksinya.
 Hal yang paling realistis yang dapat dilakukan adalah membuat median jalan atau pembatas antar jalur di sepanjang jalur urip sumaharjo serta menutup pembelokan yang berada didepan kampus yang biasa digunakan untuk akses keluar masuknya kendaraan dari kampus dan mengalihkannya di titik yang berjauhan dengan ujung fly over. Selain itu pelebaran jembatan yang juga berada tidak jauh dari ujung fly over untuk harus dilakukan mencegah penyempitan arus yang juga menjadi titik potensi awal terjadinya kemacetan.
Dengan perbaikan prasarana dengan tujuan peningkatan pelayanan prasarana ini maka kemacetan pada ruas jalan urip sumaharjo dapat diminalisir sehingga pergerakan masyarakat pada jalan ini dapat menjadi menjadi lebih lancar.
Ø Perbaikan sistem manajemen rekayasa lalulintas
Transportasi adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang saling terkait, karena sifatnya yang bukan menjadi sesuatu yang tunggal namum mestinya berintegrasi dan sinergis antara satu subsistem dengan subsistem lainnya maka perbaikan pada satu subsitem saja tidak akan mampu memberikan efek yang begitu besar terhadap permasalahan kemacetan dan permasalahan transportasi lainya ketika tidak dikuti dengan perbaikan atau peningkatan kinerja pada subsistem lainnya.
Perbaikan manajemen lalulintas menjadi hal yang paling urgen dalam penyelesaian permasalahan transportasi pada daerah perkotaan, sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya dengan mengutif pendapat dari (Jones,et all. 1978) bahwa manajemen lalulintas merupakan suatu bentuk kegiatan yang melakukan koordinasi masing-masing individu kategori pemakai jalan melalui sistem pengoprasian, regulasi dan kebijakan pelayanan sehingga dapat mencapai efesiensi dan  produktivitas yang maksimun pada keseluruhan sistem.
Penerapan manajemen rekayasa lalulintas yang baik tentunya akan mampu menimalisir persoalan transportasi perkotaan sehingga pergerakan masyarakat dapat berjalan dengan lancar, manajemen sistem harus terencana dengan baik dan tentunya menjadikan kondisi lalulintas hari ini sebagai bahan pertimbangan dan tentunya harus mengakamodir perkembangan kota, pola penggunaan lahan, serta perkembangan permintaan transportasi yang akan semakin meningkat dai tahun ke tahun.
Adapun bentuk manajemen dan rekayasa lalulintas yang dapat dilakukan pada kota Makassar terkhusus pada ruas jalan Urip Sumaharjo adalah berupa :
·      Perbaikan sistem perencanaan jaringan jalan yang ada sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik untuk menunjang sistem angkutan umum perkotaan.
·      Perbaikan fasilitas pejalan kaki dan penyediaan jalur bus
·      Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi pada ruas jalan ini, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah kendaraan dan mengurai kepadatan lalulintas yang tentunya berujung pada kemacetan. Hal ini dapat diperkuat dengan pemberian insentif dan disinsetif kepada masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi pada ruas-ruas jalan urip sumaharjo. Pembatasan penggunaan dan kepemilikan kendaraan pribadi ini dapat dilakukan juga dengan pemberiaan pajak yang tinggi terhadap pemilik kendaraan pribadi.
·      Kebijakan perpakiran, hal ini dilakukan karena banyaknya kegiatan jasa dan perdagangan pada ruas jalan ini yang tidak memiliki lahan parkir sehingga badan jalan kemudian dijadikan sebagai tempat parkir dan dapat dipastikan bahwa ini akan mengecilkan kapasitas jalan. Sehingga dapat diberlakukan disintensif terhadap kendaraan yang parkir di badan-badan jalan.
·      Memproritaskan angkutan umum dalam penggunaan prasarana dibanding dengan kendaraan pribadi
·      Pembatasan izin trayek terhadap angkutan umum non bus (petepete) karena memang ditemui terlalu banyak trayek yang memiliki tujuan yang sama melewati ruas jalan urip sumaharjo, selain itu dibutuhkan pengalihan jalur bagi sebagian trayek agar kiranya dapat mengurangi arus  kendaraan yang melewati jalur urip sumaharjo
·      Analisis dampak lalulintas pada segenap pembangunan dan perencanaan penggunaan lahan yang dianggap dapat memberikan efek langsung terhadap transportasi kota Makassar terutama pada jalan urip sumaharjo
·      Pengadaan sistem angkutan umum massal berbasis bus dengan tingkat pelayanan yang baik dan dengan harga yang lebih terjangkau, dengan adanya sistem angkutan umum massal yang baik dan terjangkau maka akan dapat mengimbangi penggunaan kendaraan pribadi yang memang cenderung meningkat dari ketahun
Dengan usaha pengurangan permintaan transportasi, perbaikan prasarana transportasi serta perbaikan manajemen laulintas seperti yang diurai diatas maka diharapkan akan mampu mengatasi permasalahan kemacetan pada ruas jalan urip sumaharjo.
Perencanaan dan penerapan manajemen lalulintas inipun haruslah didukung dengan regulasi-regulasi yang sinergis dengan sistem manajemen yang berlaku, selain itu komitmen yang kuat dengan penegakan tegas akan kebijakan inipun harus betul-betul diprioritaskan agar kiranya perencanaan dan penerapan sistem dan regulasi mengenai kondisi transportasi dapat berjalan sebagaimana mestinya hingga kondisi transportasi perkotaan yang baik tidak lagi hanya menjadi mimpi dan harapan semu belaka namum hal ini dapat merealita dalam kehidupan perkotaan yang nantinya akan memberikan efek fositif bagi perkembangan kota Makassar.



BAB III
PENUTUP

Permasalahan kemacetan pada ruas jalan Urip Sumaharjo memang merupakan permasalahan yang sudah sering terjadi, kemacetan pada ruas jalan ini merupakan dampak dari kurang baiknya sistem transportasi.kemacetan pada ruas jalan urip sumaharjo kota Makassar disebabkan oleh beberapa faktor yang saling terkait.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemacetan pada ruas jalan urip sumaharjo berupa tingginnya arus pergerakan pada ruas jalan ini, pola penggunaan lahan yang beragam, tingginya penggunaan kendaraan pribadi, terlalu banyaknya trayek angkutan umum non bus yang melewati ruas jalan ini, penyempitan arus kendaraan baik itu karena penggunaan badan jalan sebagai lahan parkir maupun karena adanya jembatan, perencanaan pembangunan fly over yang tidak mempertimbangkan keberadaan dua kampus yang berdekatan dengan salah satu ujungnya, serta belum tersedianya angkutan umum massal yang melayani kota Makassar terutama pada ruas jalan urip sumaharjo.
Penyediaan angkutan umum massal yang nyaman dan terjangkau adalah hal yang mesti diprioritaskan saat ini agar kiranya mampu menekan penggunaan kendaraan pribadi dalam melakukan aktivitas kesehariaannya, selain itu pembatasan penggunaan kendaraan pribadi juga menjadi hal yang takkala pentingnya, hal ini dapat dimulai pembuatan regulasi yang melarang penggunaan kendaraan pribadi bagi pengawai-pengawai dikantor pemerintahan selama waktu kerja dan aktivitas mereka dari ke tempat kerja dilayani dengan pengadaan bus–bus pengawai, kebijakan inipun diberlakukan secara bertahap dan dapat diberlakukan juga pada kantor-kantor swasta dan sekolah-sekolah.
Dengan penyediaan angkutan umum massal yang baik dan didukung kebijakan-kebijakan seperti di urai diatas maka dapat dipastikan bahwa akan terjadi pengurangan jumlah kendaraan yang beroprasi di ruas-ruas jalan sehingga potensi kemacetan menjadi jauh lebih kecil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar