Pada
Ruas Jalan Urip Sumaharjo Kota Makassar
Oleh
SAKTRIA WIRAWAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Pemenuhan kebutuhan merupakan motif awal terjadinya
pergerakan manusia. Pemenuhan kebutuhan ini dilakukan dengan kegiatan baik itu
dalam daerah yang sama maupun dengan dua daerah yang berbeda, atau disebut juga
sebagai pergerakan spasial dan pergerakan non spasial.
Usaha pemenuhan kebutuhan ini yang kemudian
terejawantahkan dalam bentuk gerak manusia yang dapat dilakukan dengan
memanfaatkan jalur transportasi alami yang tersedia di alam seperti jalur
sungai, danau, laut, maupun memanfaatkan jalur yang dibuat oleh manusia. Namun sebanyak
apapun dan sebaik apapun jalur yang disediakan oleh alam tetaplah membutuhkan
bentuk intervensi manusia agar kiranya proses pergerakan atau transportasi
dapat terjadi, sehingga tidaklah keliru jika kemudian transportasi
didefinisikan sebagai bentuk intervensi manusia yang dilakukan untuk memudahkan
pergerakan manusia atau barang dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup manusia
itu sendiri.
Intervensi manusia terhadap terjadinya
pergerakan merupakan bentuk upaya untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan manusia,
baik itu kebutuhan primer, sekunder, maupun kebutuhan yang sifatnya prestise. Bentuk
intervensi manusia terhadap transportasi berupa pembuatan kendaraan atau alat
angkut maupun jalur yang akan dilalui
oleh kendaraan dan hal ini senantiasa berkembang sesuai dengan peningkatan
kebutuhan manusia serta tingkat pengetahuan dan perkembangan teknologi di kalangan
manusia.
Transportasi bukanlah merupakan sesuatu yang sifatnya
tunggal namun pada dasarnya terbentuk dari beberapa komponen yang saling terkait
antara satu dan lainnya sehingga akan terjadi masalah ketika komponen ini tidak
berjalan sinergis. Sebagai contoh misalnya ketika jumlah kendaraan semakin
meningkat tampa diiringi dengan ketersediaan prasarana yang memadai dan tanpa
didukung dengan sistem pengoprasian atau manajemen yang baik maka dapat
dipastikan akan terjadi kesemrautan lalulintas yang berujung pada banyaknya
kerugian dari segenap sektor dan dimensi kehidupan manusia.
Permasalahan
transportasi akan berbeda tergantung pada demografi dan geografi di
masing-masing daerah. Permasalahan transportasi di daerah perkotaan akan berbeda
dengan permasalahan transportasi pada daerah terpencil atau daerah pedesaan,
ketika daerah perkotaan mengalami permasalahan dengan makin meningkatnya jumlah
kendaraan yang tidak seimbang dengan ketersediaan jaringan jalan sehingga
menimbulkan kemacetan diruas-ruas jalan
tertentu, sementara di daerah pedesaan terkadang justru kesulitan untuk
melakukan pergerakan karena kurangnya sarana angkutan umum, kondisi jaringan
jalan yang sangat tidak bagus, maupun karena tidak adanya jalur jalan yang
tersedia. dengan kondisi seperti ini maka tidak jarang suatu daerah menjadi terisolasi
dan tentunya berdampak pada perkembangan daerah dan pembangunan nasional secara
menyeluruh dan merata.
Kondisi transportasi yang berbeda antar
daerah perkotaan dan daerah pedesaan ini tentulah sangat dipengaruhi oleh
faktor demografi,goeografi, dan bentuk kegiatan masyarakatnya namum satu hal
yang pasti bahwa kondisi transportasi seperti ini merupakan salah satu wajah
nyata ketimpangan pembangunan daerah perkotaan dan daerah pedesaan.
Kota
merupakan tempat konsentrasi kegiatan penduduk yang cenderung meningkat seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk. Dengan semakin bertambahnya jumlah
penduduk maka semakin meningkat dan beragam pula bentuk kegiatannya dalam upaya
pemenuhan kebutuhan hidup. Masyarakat perkotaan yang sangat hetoregen baik dari
segi sosial, ekonomi dan budaya menjadikan dasar pembeda motif pergerakan
masyarakat perkotaan serta prilaku pengendara dalam melakukan pergerakan dengan
menggunakan moda tertentu. Keragaman bentuk kegiatan dan tentunya berujung pada
pola penggunaan lahan pada daerah perkotaan akan menjadi faktor yang menambah
persoalan transportasi pada daerah perkotaan ketika hal ini tidak mampu
diakomodir dengan baik dalam suatu sistem manajemen transportasi perkotaan.
Permasalahan
transportasi pada sebagian besar kota di indonesia adalah berupa kesemrautan
lalulintas, kemacetan yang sangat tinggi, tingkat polusi kendaraan yang tinggi,
serta tingkat kecelakaan. Permasalahan transportasi pada daerah perkotaan
terkadang merupakan permasalahan yang cenderung diwarisi dari tahun-tahun
sebelumnya yang terkadang menjadi semakin sulit diuraikan sering dengan
perkembangan daerah perkotaan karena ketidak seimbangan perkembangan pergerakan
dan kepemilikan kendaraan dengan ketersediaan prasarana serta sistem manajemen
transportasi perkotaan.
Kota
Makassar merupakan salah satu kota besar di indonesia yang mengalami
perkembangan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Perkembangan ini dipicu oleh
peningkatan jumlah penduduk serta perkembangan sektor ekonomi, jasa dan
pendidikan. Letak kota Makassar yang strategis sebagai pusat perkembangan
kawasan timur indonesia serta sebagai pusat pendidikan untuk kawasan timur
indonesia dan didukung ketersediaan prasana transportasi yang cukup baik berupa
bandara internasional Sultan Hasanuddin, pelabuhan Soekarno Hatta serta terminal
regional Daya menjadikan kota Makasar
sebagai daerah tujuan yang diminati dan menjadi faktor penarik urbanisasi
penduduk dari daerah atau kota disekitarnya sehingga berefek pada pada
perkembangan kota Makassar.
Seperti
halnya kota-kota di indonesia, kota Makassar pun mengalami persoalan
transportasi berupa kesemrautan lalulintas dan tingkat kemacetan yang tinggi. Persoalan
ini merupakan wujud dari ketidak seimbangan peningkatan permintaan perjalanan
dengan pelayanan perjalanan dalam wujud sistem transportasi. Hal ini makin
dikuatkan dengan pola komsumtif masyarakat perkotaan dalam hal penggunaan
kendaraan pribadi dalam melakukan pergerakan serta kurang tersedianya sarana
transportasi angkutan massal.
Permasalahan
transportasi pada kota Makassar terjadi
pada beberapa ruas jalan yang salah satu dapat terlihat pada jalan Urip Sumaharjo Makassar. Jalan urip
sumaharjo kota Makassar merupakan jalan arteri yang menghubungkan kota Makassar
dengan beberapa kota di bagian utara Sulawesi selatan dan merupakan jalan dengan tingkat pergerakan
orang dan kendaraan yang sangat tinggi hal ini dikeranakan ruas jalan ini
merupakan jalan arteri dengan beragaman
bentuk kegiatan penggunaan lahan, baik itu dari segi jasa, pendidikan dan
perdagangan, perkantoran.
Letak
jalan Urip Sumaharjo yang berpotongan langsung dengan jalan arteri lainnya
yakni jalan A.Pangerang Pettarani serta jalan Tol reformasi dan beberapa jalan
kolektor pada titik tertentu yang menghubungkan langsung dengan beberapa
kawasan pemukiman padat penduduk sehingga menjadikan ruas jalan ini memiliki
pergerakan lalulintas yang tinggi.
Kemacetan merupakan persoalan yang sangat
sering dijumpai pada ruas jalan ini terutama pada jam-jam puncak, hal inipun
diantisipasi dengan pelebaran jalan dengan menambah dua lajur pada
masing-masing jalur serta pembangunan fly over pada daerah simpang
diperpotongan jalan Urip Sumaharjo dengan jalan
A,Pangerang Pettarani serta Jalan tol Reformasi. Penambahan lebar jalan
ini dan pembangunan fly over ini memang mampu mengurai kemacetan yang terjadi
pada ruas jalan ini, namum terkadang justru terjadi kemacetan akibat
dampak dari ujung fly over yang terletak didepan salah satu kampus swasta yang
ada ruas jalan ini sehingga pada jam-jam puncak terjadi kemacetan karena
akivitas pergerakan keluar masuknya kendaraan dari kampus, hal inipun
diperparah lagi dengan keberadaan jembatan yang mengakibatkan penyempitan arus
serta adanya kampus swasta lainnya yang berjarak hanya sekitar 20 meter dari
jembatan. Adanya dua kampus yang letaknya berdekatan dengan ujung Fly Over yang
memiiki arus pergerakan yang cukup tinggi tentunya mengangu kinerja dari fly
over yang pada esensinya dibangun untuk mengurai kemacetan kemacetan atau
penumpukkan kendaraan pada ruas jalan ini terutama pada daerah simpang atau
perptongan jalan Urip Sumaharjo, Jalaln A,Pangerang Pettarani serta jalan Tol
Reformasi.
Melihat
kondisi pergerakan lalulintas pada ruas jalan Urip Sumaharjo Kota Makassar maka
perlu adanya sebuah studi untuk membahas kondisi dan solusi atau upaya
penanganan untuk mengatasi permasalahan kemacetan pada ruas jalan Urip Sumaharjo sehingga
investasi pelebaran jalan dan pembangunan Fly over pada ruas jalan ini tidak
menjadi sia-sia karena tidak mampu mencapai target kinerja dari perencanaan
yang mampu menyeselaikan persoalan yang ada pada ruas jalan ini sebagaimana esensi
dasar dari pembangunannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian diatas maka yang menjadi rumusan permasalahan pada studi ini adalah :
bagaimana bentuk upaya penanganan permasalahan kemacetan pada ruas jalan Urip
Sumaharjo.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Transportasi Sebagai Suatu Sistem
Transportasi
adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Dalam transportasi terlihat ada dua unsur yang terpenting
yaitu:
a. Pemindahan
/ pergerakan (movement)
b. Secara
fisik mengubah tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.
Transportasi
menjadi hal punya arti besar bagi perkembangan suatu kota, bahkan sisitem
transportasi terkadang di anggap sebagai cermin kota dan karakteristik
masyarakat yang menghuni suatu kota. Transportasi menjadi sangat penting karena
transportasi menjadi katalisator bagi perkembangan ekonomi karena dengan
baiknya sistem transportasi maka semakin meningkat pula interaksi dari antar
masyarakat dan antar daerah yang tentunya berujung pada penigkatan pergerakan
ekonomi dalam suatu kota.
Perencanaan
transportasi adalah teknik
yang sistematis untuk menciptakan lalu lintas dengan semua
karakteristiknya dalam memindahkan orang dan barang mencapai tujuan dengan
aman, efisien dan nyaman dari keadaan sekarang dan yang akan datang, dan juga dapat meningkatkan sosial ekonomi
masyarakat. Tujuan lebih spesifik dari transportasi dapat diuraikan:
· Menciptakan
sistem transportasi yang paling sesuai dengan keadaan dana tersedia.
· Meningkatkan
aktifitas ekonomi dengan efisien melalui turunnya ongkos transportasi.
· Membangun
sistem transportasi yang terintegrasi.
·
Menentukan bagaimana dan menetapkan kapan
meningkatkan sistem transportasi yang
ada atau membangun sistem transportasi yang baru untuk memenuhi kebutuhan masa
yang akan datang.
Sistem Transportasi yang baik ditentukan dari
pertimbangan unsur kondisi sosial ekonomi, bentuk aktivitas tata guna lahan,
dan jaringan transportasi. Sikap dan bentuk terjadinya pergerakan perjalanan di
suatu wilayah dipengaruhi faktor pemilihan tempat tinggal, pemilihan
tempat-tempat kegiatan, banyaknya trip perjalanan, pilihan moda yang tersedia
dan pilihan rute jalan. Dalam
perencanaan transportasi perlu diketahui semua karakteristik trip perjalanan
yang terjadi untuk ditata dengan baik.
Karakteristik trip perjalanan perlu diketahui seperti berapa banyak trip yang terjadi dari
satu zona – wilayah (origin), kapan trip terjadi – saat puncak, biasa dan
lengang, kemana tujuan trip (distination),
moda apa yang dipakai, rute mana
yang dilalui. (Saxena, 1989). Semua ini perlu diketahui guna perencanaan
transportasi.
Transportasi
yang aman dan lancar, mencerminkan keteraturan kota juga mencerminkan
kelancaran kegiatan perekonomian kota. Dengan demikian, transportasi tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia selama hal tersebut dibutuhkan dalam
pergerakan aktifitas manusia.
Transportasi
merupakan sistem yang setidaknya dibangun dari 3 subsistem berupa : sarana,
prasarana dan sistem pengoprasian yang ketiganya saling menunjang dan saling
melengkapi dalam terciptanya suatu sistem transportasi yang baik.
Jalan
merupakan bagian penting dari prasarana transportasi yang terkadang menjadi
sangat urgen untuk dipenuhi baik dari segi pelayanan jaringannya yang menyebar
ke segenap wilayah maupun dari segi kualitas jalan itu sendiri.
Kemacetan
merupakan masalah transportasi yang terkadang sangat sulit untuk dihindari,
kemacetan ini tentunya berdampak pada melambatnya pergerakan dalam suatu kota
atau wilayah yang tentunya akan menganggu pergerakan ekonomi didalamnya.
Pelebaran jalan dan Pembangunan Fly over menjadi salah satu hal yang
terkadang di lakukan untuk menimalisir tingkat kemacetan, Jaringan jalan
merupakan salah satu elemen dari suatu sistem tranportasi
dalam
wilayah perkotaan
secara keseluruhan. Tinjauan terhadap jaringan jalan sudah sejak lama menjadi
perhatian dan pembahasan para ahli perencanaan dan perancang perangkutan.
Tinjauan terhadap jaringan jalan tersebut sangat penting sebagai langkah awal
untuk menggambarkan keadaan pelayanan sistem perangkutan itu sendiri.
Kemacetan merupakan permasalahan
klasik dalam sistem transportasi yang hampir terjadi di seluruh kota-kota besar
indonesia. Perkembangan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan
peningkatan jalan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
meningkatnya kemacetan di perkotaan. Hal ini terkadang disiasati dengan
melakukan pembuatan jalan baru, pelebaran jalan-jalan di perkotaan dan
pembangunan fly over untuk memecah jumlah pergerakan kendaraan.
Pembangunan fly over dan
pelebaran jalan ini diharapkan mampu mengurangi tingkat kemacetan yang terjadi
namum dalam kenyataan pelaksanaan pembangunan fly over dan pelebaran jalan ini
justru tidak cukup mampu mengurai tingkat kemacetan baik karena tidak begitu
matangnya perencanaannya maupun karena semakin baiknya prasarana justru menjadi
faktor penarik yang mengakibatkan meningkatnya jumlah pergerakan menuju dan
melalui jalan yang memiliki kondisi yang baik.
B. Permasalahan lalulintas pada Jalan Urip Sumaharjo
Jalan Urip Sumaharjo Kota
Makassar merupakan jalan arteri yang menghubungkan kota Makassar dengan Kota
Lainnya di Sulawesi Selatan terutama dari daerah sebelah utara Sulawesi Selatan.
Jalan urip sumaharjo memiliki intensitas pergerakan kendaraan yang cukup
tinggi, hal ini dikarenakan karena beragamnya bentuk kegiatan atau mixed use
baik itu berupa pusat-pusat pendidikan, pusat perkantoran, pertokoan, dan
sektor jasa lainnya menjadi faktor tarikan lalulintas menuju dan melalui ruas
jalan ini. Tingginya arus pergerakan pada ruas jalan ini seirng sekali
mengakibatkan kemacetan yang cukup parah terutama pada jam-jam puncak.
Permasalahan kemacetan yang
sering terjadi pada jalan Urip Sumaharjo dipengaruhi oleh kondisi fisik dan
lingkungan disekitar jalan tersebut. Dimana letak jalan Urip yang berpotongan
lansung dengan jalan arteri lainnya yakni jalan A,Panggerang Pettarani serta
jalan Tol Reformasi dan beberapa jalan Kolektor lainnya yang menghubungkan langsung
dengan kawasan padat penduduk yang berdekatan dengan daerah kampus menjadikan
kemacetan pada ruas jalan ini menjadi susah untuk diuraikan dan tentunya akan
berujung dan menjadi hal yang cukup merugikan bagi masyarakat karena menjadi
faktor yang menghambat kelancaran pergerakan masyarakat dalam melakukan
aktivitasnya.
Perkembangan jumlah kepemilikan
kendaraan pada kota Makassar yang sangat tinggi menjadikan persoalan yang
sering menyebabkan kemacetan pada ruas-ruas jalan kota Makassar, begitupun pada
jalan urip sumaharjo, kemacetan yang terjadi pada ruas jalan ini selain
diakibatkan oleh beragamnya bentuk kegiataan penggunaan lahan pada ruas jalan
ini, tetapi juga disebabkan pola komsumtif masyarakat yang tinggi dalam hal
penggunaan kendaraan pribadi dalam melaksanakan kegiatannya, hal ini diperparah
lagi dengan kurang tersedia angkutan umum massal yang melayani pergerakan pada
ruas jalan ini, adapun angkutan umum yang tersedia dan digunakan oleh sebagian
masyarakat adalah angkutan umum penumpang non bus (petepete), namum keberadaan
angkutan umum ini juga menjadi persoalan tersendiri dan turut andil dalam
menyebabkan kemacetan karena terlalu banyaknya jumlah trayek angkutan umum yang
melewati jalan urip sumaharjo.
Permasalahan kemacetan pada ruas
jalan ini yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan telah diantisipasi
dengan diadakannya pelebaran jalan sepanjang jalan urip sumaharjo serta
pembangunan fly over pada daerah simpang antara jalan urip sumaharjo, jalan
A,Pangerang Pettarani, serta jalan Tol Reformasi. Hanya saja pembangunan fly
over ini pun belum mampu menekan tingginya angka kemacetan pada ruas jalan ini
seperti yang dikemukan sebelumnya.
Permasalahan kemacetan pada jalan
Urip Sumaharjo merupakan dampak dari kurang baiknya suatu sistem manjemen
lalulintas dan bentuk rekayasa lalulintas yang dilakukan pada jalan Urip
sumaharjo terutama pada pembangunan fly over dimana salah satu ujung fly over
ini kemudian berada didepan salah satu kampus sehingga sering terjadi
penghentian dan pelambatan arus kendaraan karena aktivitas keluar masuk
kendaraan dari dan menuju ke kampus.
Menurut Jones,et all (USDoT 1978)
bahwa manajemen lalulintas merupakan adalah suatu kegiatan yang melakukan
koordinasi masing-masing individu kategori pemakai jalan melalui sistem
pengoprasian, regulasi dan kebijakan pelayanan sehingga dapat mencapai
efesiensi dan produktivitas yang
maksimun pada keseluruhan sistem.
Sedangkan Rekayasa lalulintas didefinisikan
sebagai suatu bentuk penaganan yang berkaitan perencanaan dan perancangan
geometrik dan operasi lalulintas jalan raya serta jaringannya, terminal,
penggunaan lahan serta keterkaitannya dengan mode transportasi lainnya
(Homburger dan kell, 1981).
Permasalahan kemacetan pada ruas
jalan urip sumaharjo haruslah mendapat perhatian yang serius karena akan mempengaruhi
arus pergerakan masyarakat dan dampaknya juga akan sangat meluas karena jalan
ini merupakan salah satu jalan utama kota Makassar dan berhubungan atau
bersinggungan langsung dengan jalan utama lainnya seperti jalan A.Pangeran
Pettarani, Jalan Perintis Kemerdekaan,dan Jalan Bawakaraeng karena itu
perbaikan sistem manajemen lalulintas dan rekayasa lalulintas menjadi harga
yang kemudian tidak bisa ditawar-tawar lagi jika memang permasalahan kemacetan
pada jalan Urip Sumaharjo ingin diselaisaikan hingga tidak menjadi permasalahan
yang kemudian terwariskan dari tahun ketahun dan berujung pada kerugian pada
segenap sektor dan dimensi kehidupan masyarakat
C. Alternatif Pemecahan Masalah
Seperti yang dikemukakan
sebelumnya bahwa permasalahan kemacetan pada ruas jalan urip sumaharjo
disebabkan karena meningkat nya pergerakan masyarakat menuju ruas jalan ini
yang merupakan efek dari pesatnya perkembangan jumlah kendaraan dan pemilikan
kendaraan pribadi serta sistem angkutan umum yang tidak efesien. Perkembangan
jumlah kendaraan yang sangat pesat memang tidak dapat dimibangi oleh
pertumbuhan prasanana transportasi perkotaan karena itu pemecahan masalah
transportasi ini tidak hanya disandarkan pada pengembangan dan pembangunan
prasarana saja tetapi lebih menitikberatkan pada manajemen lalulintasnya yang
terikat dalam satu bentuk regulasi dengan segenap konsekuensi yang melekat
padanya. Kebijakan dalam hal menajemen rekayasa lalulintas yang baik akan
memberikan efek cukup besar dalam menyelesaikan permasalahan lalulintas
terutama kemacetan.
Adapun bentuk usaha yang dapat
dilakukan untuk menyelesaikan masalah kemacetan pada jalan Urip Sumaharjo Kota
Makassar adalah berupa :
Ø
Meredam tingginya pertumbuhan kebutuhan transportasi
Pertumbuhan pergerakan
transportasi adalah hal yang senantiasa berbanding lurus dengan pertambahan
jumlah penduduk dalam suatu kota. pertambahan jumlah penduduk ini dapat terjadi
secara alamiah maupun karena faktor migrasi atau perpindahan penduduk, perpindahan
penduduk ini dapat berupa perpindahan dalam jangka waktu yang lama dimana
penduduk kemudian berpindah dari suatu daerah untuk menetap di daerah perkotaan dalam waktu yang lama.
Selain itu ada juga bentuk perpindahan penduduk yang hanya sementara dan
berlangsung dalam waktu yang tidak lama namum terjadi secara berulang-ulang
pada tiap hari, hal ini dilakukan oleh masyarakat yang tinggal didaerah
pinggiran kota namum bekerja dan beraktifitas di daerah pusat kota. pergerakan
arus bolak-balik dari masyarakat inilah yang kemudian membuat penumpukaan
kendaraan pada jalan urip sumaharjo dan terkadang berbuah kemacetan.
Perencanaan transportasi adalah
hal yang tidak dapat dipisahkan dengan perencanaan wilayah perkotaan terutama
dalam pola penggunaan lahan pada daerah perkotaan. tingginya kebutuhan akan
transportasi terutama pada daerah pusat kota dapat diminalkan dengan
mengembangkan kawasan kota satelit dan kota mandiri sehingga dapat menjadi
filter atau pengurai pergerakan menuju pusat kota, selain itu penyediaan
pusat-pusat pelayanan dan pengembangan kawasan permukiman dengan fasilitas yang
lengkap didaerah pinggiran kota. dengan adanya pengembangan tersebut maka akan
mampu mengurangi perjalanan menuju pusat kota yang melalui ruas jalan Urip Sumaharjo.
Ø
Peningkatan Prasarana transportasi
Peningkatan prasana transportasi
pada jalan Urip Sumaharjo telah dilakukan dengan pelebaran jalan dan
pembangunan fly over yang pada esensinya merupakan salah satu bentuk investasi
dalam hal penyelesaian permasalahan kemacetan pada ruas jalan ini. Pembangunan
fly over dan pelebaran jalan ini memang belum begitu mampu mengurai kepadatan
arus kendaraan dan terkadang pada kondisi tertentu menjadi penyebab kemacetan terutama
pada jam puncak di pagi, siang dan sore. Dengan kondisi seperti ini terlihat
jelas bahwa penyelesaian persoalan kemacetan pada ruas jalan ini yang dilakukan
dengan pelebaran jalan dan pembangunan fly over tidak berjalan efektif karena
kebijakan ini kemudian hanya memindahkan titik awal terjadinya kemacetan, hal
ini dikarenakan salah satu ujung dari fly over ini kemudian berada tepat di
depan kampus sehingga pada titik ini sering terjadi pelambatan pergerakan arus
karena aktivitas pergerakan dari dan menuju ke kampus sehingga evaluasi dan
peningkatan kinerja jalan dan fly over ini harus segera dilakukan untuk
mengatasi permasalahan kemacetan pada ruas jalan urip sumaharjo.
Penambahan tinggi fly over dengan
tujuan untuk memindahkan ujung fly over agar jauh dari depan kampus menjadi hal
yang tidak dapat dilakukan saat ini karena tentunya akan memakan biaya yang
tinggi dan waktu yang lama serta masih banyak permasalahan lainnya yang akan
sangat mengganggu kenyamanan masyarakat dalam pelaksanaan konstruksinya.
Hal yang paling realistis yang dapat dilakukan
adalah membuat median jalan atau pembatas antar jalur di sepanjang jalur urip
sumaharjo serta menutup pembelokan yang berada didepan kampus yang biasa
digunakan untuk akses keluar masuknya kendaraan dari kampus dan mengalihkannya
di titik yang berjauhan dengan ujung fly over. Selain itu pelebaran jembatan
yang juga berada tidak jauh dari ujung fly over untuk harus dilakukan mencegah
penyempitan arus yang juga menjadi titik potensi awal terjadinya kemacetan.
Dengan perbaikan prasarana dengan
tujuan peningkatan pelayanan prasarana ini maka kemacetan pada ruas jalan urip
sumaharjo dapat diminalisir sehingga pergerakan masyarakat pada jalan ini dapat
menjadi menjadi lebih lancar.
Ø
Perbaikan sistem manajemen rekayasa lalulintas
Transportasi adalah suatu sistem
yang terdiri dari beberapa sub sistem yang saling terkait, karena sifatnya yang
bukan menjadi sesuatu yang tunggal namum mestinya berintegrasi dan sinergis
antara satu subsistem dengan subsistem lainnya maka perbaikan pada satu
subsitem saja tidak akan mampu memberikan efek yang begitu besar terhadap
permasalahan kemacetan dan permasalahan transportasi lainya ketika tidak dikuti
dengan perbaikan atau peningkatan kinerja pada subsistem lainnya.
Perbaikan manajemen lalulintas
menjadi hal yang paling urgen dalam penyelesaian permasalahan transportasi pada
daerah perkotaan, sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya dengan mengutif
pendapat dari (Jones,et all. 1978) bahwa manajemen lalulintas merupakan suatu bentuk
kegiatan yang melakukan koordinasi masing-masing individu kategori pemakai
jalan melalui sistem pengoprasian, regulasi dan kebijakan pelayanan sehingga
dapat mencapai efesiensi dan
produktivitas yang maksimun pada keseluruhan sistem.
Penerapan manajemen rekayasa
lalulintas yang baik tentunya akan mampu menimalisir persoalan transportasi
perkotaan sehingga pergerakan masyarakat dapat berjalan dengan lancar,
manajemen sistem harus terencana dengan baik dan tentunya menjadikan kondisi lalulintas
hari ini sebagai bahan pertimbangan dan tentunya harus mengakamodir
perkembangan kota, pola penggunaan lahan, serta perkembangan permintaan
transportasi yang akan semakin meningkat dai tahun ke tahun.
Adapun bentuk manajemen dan
rekayasa lalulintas yang dapat dilakukan pada kota Makassar terkhusus pada ruas
jalan Urip Sumaharjo adalah berupa :
·
Perbaikan sistem perencanaan jaringan jalan yang ada
sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik untuk menunjang sistem angkutan
umum perkotaan.
·
Perbaikan fasilitas pejalan kaki dan penyediaan jalur
bus
·
Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi pada ruas
jalan ini, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah kendaraan dan mengurai
kepadatan lalulintas yang tentunya berujung pada kemacetan. Hal ini dapat
diperkuat dengan pemberian insentif dan disinsetif kepada masyarakat yang
menggunakan kendaraan pribadi pada ruas-ruas jalan urip sumaharjo. Pembatasan
penggunaan dan kepemilikan kendaraan pribadi ini dapat dilakukan juga dengan
pemberiaan pajak yang tinggi terhadap pemilik kendaraan pribadi.
·
Kebijakan perpakiran, hal ini dilakukan karena banyaknya
kegiatan jasa dan perdagangan pada ruas jalan ini yang tidak memiliki lahan
parkir sehingga badan jalan kemudian dijadikan sebagai tempat parkir dan dapat
dipastikan bahwa ini akan mengecilkan kapasitas jalan. Sehingga dapat
diberlakukan disintensif terhadap kendaraan yang parkir di badan-badan jalan.
·
Memproritaskan angkutan umum dalam penggunaan
prasarana dibanding dengan kendaraan pribadi
·
Pembatasan izin trayek terhadap angkutan umum non bus
(petepete) karena memang ditemui terlalu banyak trayek yang memiliki tujuan
yang sama melewati ruas jalan urip sumaharjo, selain itu dibutuhkan pengalihan
jalur bagi sebagian trayek agar kiranya dapat mengurangi arus kendaraan yang melewati jalur urip sumaharjo
·
Analisis dampak lalulintas pada segenap pembangunan
dan perencanaan penggunaan lahan yang dianggap dapat memberikan efek langsung
terhadap transportasi kota Makassar terutama pada jalan urip sumaharjo
·
Pengadaan sistem angkutan umum massal berbasis bus
dengan tingkat pelayanan yang baik dan dengan harga yang lebih terjangkau,
dengan adanya sistem angkutan umum massal yang baik dan terjangkau maka akan
dapat mengimbangi penggunaan kendaraan pribadi yang memang cenderung meningkat
dari ketahun
Dengan usaha pengurangan
permintaan transportasi, perbaikan prasarana transportasi serta perbaikan
manajemen laulintas seperti yang diurai diatas maka diharapkan akan mampu
mengatasi permasalahan kemacetan pada ruas jalan urip sumaharjo.
Perencanaan dan penerapan
manajemen lalulintas inipun haruslah didukung dengan regulasi-regulasi yang
sinergis dengan sistem manajemen yang berlaku, selain itu komitmen yang kuat
dengan penegakan tegas akan kebijakan inipun harus betul-betul diprioritaskan
agar kiranya perencanaan dan penerapan sistem dan regulasi mengenai kondisi
transportasi dapat berjalan sebagaimana mestinya hingga kondisi transportasi
perkotaan yang baik tidak lagi hanya menjadi mimpi dan harapan semu belaka
namum hal ini dapat merealita dalam kehidupan perkotaan yang nantinya akan
memberikan efek fositif bagi perkembangan kota Makassar.
BAB III
PENUTUP
Permasalahan kemacetan pada ruas
jalan Urip Sumaharjo memang merupakan permasalahan yang sudah sering terjadi, kemacetan
pada ruas jalan ini merupakan dampak dari kurang baiknya sistem transportasi.kemacetan
pada ruas jalan urip sumaharjo kota Makassar disebabkan oleh beberapa faktor
yang saling terkait.
Faktor-faktor yang menyebabkan
kemacetan pada ruas jalan urip sumaharjo berupa tingginnya arus pergerakan pada
ruas jalan ini, pola penggunaan lahan yang beragam, tingginya penggunaan
kendaraan pribadi, terlalu banyaknya trayek angkutan umum non bus yang melewati
ruas jalan ini, penyempitan arus kendaraan baik itu karena penggunaan badan
jalan sebagai lahan parkir maupun karena adanya jembatan, perencanaan
pembangunan fly over yang tidak mempertimbangkan keberadaan dua kampus yang
berdekatan dengan salah satu ujungnya, serta belum tersedianya angkutan umum
massal yang melayani kota Makassar terutama pada ruas jalan urip sumaharjo.
Penyediaan angkutan umum massal
yang nyaman dan terjangkau adalah hal yang mesti diprioritaskan saat ini agar
kiranya mampu menekan penggunaan kendaraan pribadi dalam melakukan aktivitas kesehariaannya,
selain itu pembatasan penggunaan kendaraan pribadi juga menjadi hal yang
takkala pentingnya, hal ini dapat dimulai pembuatan regulasi yang melarang
penggunaan kendaraan pribadi bagi pengawai-pengawai dikantor pemerintahan
selama waktu kerja dan aktivitas mereka dari ke tempat kerja dilayani dengan
pengadaan bus–bus pengawai, kebijakan inipun diberlakukan secara bertahap dan
dapat diberlakukan juga pada kantor-kantor swasta dan sekolah-sekolah.
Dengan penyediaan
angkutan umum massal yang baik dan didukung kebijakan-kebijakan seperti di urai
diatas maka dapat dipastikan bahwa akan terjadi pengurangan jumlah kendaraan
yang beroprasi di ruas-ruas jalan sehingga potensi kemacetan menjadi jauh lebih
kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar